Tampilkan postingan dengan label Narkotika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Narkotika. Tampilkan semua postingan

Dampak HIV pada Kesehatan

Pengguna Narkoba

Sekali lagi, umumnya tidak ada dampak
khusus oleh HIV pada kesehatan pengguna
narkoba. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan kokain oleh
Odha berhubungan dengan kerusakan
pada pembuluh darah dalam jantung.

Dampak Narkoba pada ART

 
Dampak terbesar oleh penggunaan
narkoba pada terapi ARV (ART) adalah
pada kepatuhan. Walaupun ada pengguna
narkoba aktif yang terbukti patuh, jelas
hidup yang cenderung semrawut dapat
mempengaruhi kepatuhan. Pengguna aktif
membutuhkan lebih banyak dukungan
agar tetap patuh, dan mungkin harus
diingatkan terus-menerus agar tidak lupa
obatnya. Salah satu solusi adalah terapi
pengalihan dengan metadon (lihat LI 670)
atau buprenorfin (LI 671). Klien layanan
metadon harus lapor ke klinik setiap hari
untuk mendapat dosisnya, dan hal ini
memungkinkan pemberian ART dengan
pengawasan langsung sekali sehari; jelas
upaya ini lebih efektif bila dipakai rejimen
yang hanya harus diminum sekali sehari.
Banyak Odha dengan latar belakang
penggunaan narkoba juga terinfeksi virus
hepatitis atau mengalami kerusakan pada
hati. Karena kebanyakan ARV diuraikan oleh hati, kerusakan pada hati dapat
mempengaruhi ART. Ada beberapa ARV
yang dapat menimbulkan/meningkatkan
kerusakan pada hati. Jadi kesehatan hati
harus dipantau secara hati-hati waktu
memakai ART.
Penggunaan beberapa narkoba juga
dapat meningkatkan kerusakan pada hati.
Alkohol paling berbahaya sebagai pengrusak
hati; Odha dengan hepatitis sebaiknya
menghindari total penggunaan alkohol.
Namun belum ada bukti bahwa alkohol
berinteraksi secara bermakna dengan ARV
atau obat lain. Jadi untuk yang mempunyai
hati yang sehat, tidak ada dampak
negatif pada HIV dari penggunaan
alkohol, asal tidak dipakai secara berlebihan.
Salah satu protease inhibitor (PI), yaitu
ritonavir (lihat LI 442), berinteraksi
dengan amfetamin (termasuk MDMA/
ekstasy, GHB, dan metamfetamin/sabu),
dengan akibat yang dapat menjadi gawat.
Oleh karena itu, ritonavir tidak boleh
dipakai oleh pengguna amfetamin.
Larangan ini termasuk penggunaan
ritonavir sebagai penguat untuk PI lain;
hampir semua PI sekarang dilengkapi
dengan ritonavir. Jangan lupa bahwa
Kaletra/Aluvia (LI 446) mengandung
ritonavir.
Efavirenz dan nevirapine berinteraksi
dengan fenobarbital. Karena interaksi ini
dapat gawat, obat ini sebaiknya tidak
dipakai bersama.
Efavirenz dan semua PI berinteraksi
dengan jenis benzodiazepin. Alprazolam
(Xanax), diazepam (Valium), midozolam
(Versed), triazolam (Halcion) dan kebanyakan
benzodiazepin lain tidak boleh
dipakai bersama dengan efavirenz atau
PI. Tampaknya tidak ada interaksi yang
bermakna antara ARV apa pun dengan
heroin, kokain, mariyuana, atau alkohol.
Garis Dasar
Penggunaan narkoba dapat berpengaruh
pada kelanjutan penyakit HIV dan penggunaan
ART. Walaupun sebaiknya kita
menghindari penggunaan narkoba bila
kita HIV-positif, kita juga harus sadar
bahwa ‘katakan tidak saja’ tidak selalu
mungkin. Bila kita tetap memakai narkoba,
sebaiknya kita mengerti dampaknya.
Lagi pula, ada baik bila kita membahas
penggunaan narkoba (dan semua
obat lain, termasuk jamu) dengan dokter.

Dampak Narkoba pada HIV

Dampak Narkoba pada HIV Umumnya, narkoba tidak langsung mempengaruhi infeksi HIV. Namun beberapa pakar menganggap bahwa jumlah sel CD4 orang di Indonesia yang terinfeksi HIV melalui penggunaan narkoba suntikan lebih cepat menurun sehingga mereka sampai ke masa AIDS rata-rata lima tahun setelah terinfeksi (biasanya masa ini dianggap rata-rata 7-10 tahun). Hal ini sulit dibuktikan, karena Odha jarang mampu menentukan secara tepat kapan dirinya tertular HIV, dan diagnosis HIV-nya mungkin dilakukan beberapa tahun setelah terinfeksi. Lagi pula, mungkin dampak ini diakibatkan oleh kehidupan yang semrawut dan kurang sehat (yang sering dialami oleh pengguna narkoba). Satu penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan HIV yang memakai kokain, heroin atau metadon, atau menyuntikkan narkoba apa pun, mengalami 65% lebih banyak penyakit terkait AIDS selama lima tahun dibandingkan dengan Odha perempuan lain. Namun tidak ditemukan kaitan yang bermakna antara penggunaan narkoba ini dengan jumlah CD4, viral load HIV-nya, atau angka kematian. Kemungkinan pengguna narkoba secara umum lebih rentan terhadap infeksi apa pun, dan pengguna narkoba terinfeksi HIV lebih rentan lagi. Ada anggapan bahwa penggunaan kokain meningkatkan viral load HIV. Hal ini dibuktikan oleh penelitian terhadap tikus. Diperkirakan penggunaan kokain mempengaruhi sel CD4, yang memungkinkan HIV lebih mudah masuk sel
tersebut. Demensia (kerusakan pada otak; lihat LI 504) terkait AIDS juga dapat didorong oleh penggunaan kokain atau metamfetamin.

Apa Itu Narkoba ?

Apa Narkoba Itu?
Istilah ‘narkoba’ adalah kependekan dari
‘narkotik dan obat-obatan berbahaya’.
Namun sekarang narkoba umumnya
diartikan untuk meliputi narkotik, psikotropik
dan alkohol. Pihak pemerintah
cenderung lebih senang istilah ‘NAPZA
(narkotik, psikotropik dan zat adiktif)’.
Bahan ini termasuk zat ilegal (drugs):
heroin (mis. putaw); metamfetamin (mis.
sabu); mariyuana (ganja); dan halusinogen
(mis. LSD); serta obat resep yang
dapat disalahgunakan, misalnya benzodiazepin,
sering disebut sebagai ‘pil BK’.
Ada berbagai dampak dari penggunaan
narkoba, termasuk overdosis dan perilaku
yang meningkatkan risiko tertular HIV
dan infeksi lain. Lembaran Informasi (LI)
ini hanya membahas dampak narkoba
pada kesehatan orang yang sudah terinfeksi
HIV (Odha), serta interaksi antara
narkoba dengan obat antiretroviral (ARV)
dan obat lain yang dipakai oleh Odha.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai
pencegahan infeksi terkait dengan penggunaan
narkoba, lihat LI 156.
Karena penggunaan narkoba cenderung
ilegal, membuat penelitian terhadapnya
secara teliti atau resmi sangat sulit. Jadi
jarang ada informasi yang jelas mengenai
dampak narkoba. Tentu juga, karena
narkoba umumnya dianggap ‘haram’,
informasi yang ada sering mencerminkan
prasangka orang yang menyediakannya
daripada pendekatan yang objektif.
Ada masalah lagi. Informasi yang ada
berlaku untuk bentuk narkoba yang
‘murni’. Namun narkoba yang dijual di
jalan jarang murni; sering kali narkoba
tersebut dicampur dengan senyawa lain
yang tidak ‘baku’. Senyawa ini juga dapat
mempengaruhi HIV atau berinteraksi
dengan obat lain.
sumber : klik disini

SLIDE SHOW

BLANKED AREA

play it !


translator

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Blogfsym

featured-content