VIRUS  PADA SUSUNAN SARAF PUSAT
A. Virus Herpes
Herpes adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi air pada dasar peradangan. 
Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster. Herpes genitalis disebabkan virus herpes simpleks dan merupakan penyakit kelamin, sedangkan herpes zoster  karena virus varisela zoster dan menyerang kulit secara umum. 
1. Herpes Zoster
Herpes zoster (Shingles) adalah suatu penyakit yang membuat sangat nyeri (rasa sakit yang amat  sangat). Penyakit ini juga disebabkan oleh virus herpes yang juga mengakibatkan  cacar air (virus varisela zoster). Seperti virus herpes yang lain, virus  varisela zoster mempunyai tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh  suatu tahapan tidak aktif. Kemudian, tanpa alasan virus ini jadi aktif  kembali, menjadikan penyakit yang disebut sebagai herpes zoster.
Kurang lebih 20% orang yang pernah cacar air lambat laun akan mengembangkan herpes zoster. Keaktifan  kembali virus ini kemungkinan akan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang  lemah. Ini termasuk orang dengan penyakit HIV, dan orang di atas usia 50 tahun.
Herpes zoster hidup dalam jaringan saraf. Kejangkitan herpes zoster dimulai dengan gatal, mati rasa,  kesemutan atau rasa nyeri yang berat pada daerah bentuk tali lebar di dada,  punggung, atau hidung dan mata. Walaupun jarang, herpes zoster dapat menular pada  saraf wajah dan mata. Ini dapat menyebabkan jangkitan di sekitar mulut, pada  wajah, leher dan kulit kepala, dalam dan sekitar telinga, atau pada ujung  hidung.
Jangkitan herpes zoster hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh. Setelah beberapa hari, ruam  muncul pada daerah kulit yang berhubungan dengan saraf yang meradang. Lepuh  kecil terbentuk, dan berisi cairan. Kemudian lepuh pecah dan berkeropang.
Jika lepuh digaruk, infeksi kulit dapat terjadi. Ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotik dan mungkin menimbulkan bekas.
Biasanya, ruam hilang dalam beberapa minggu, tetapi kadang-kadang rasa nyeri yang berat dapat bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kondisi ini disebut “neuralgia pascaherpes”.
Herpes Zoster dan HIV
Herpes zoster bukan infeksi yang menyebutkan kita AIDS.
Penelitian baru terhadap Odha menemukan bahwa angka herpes zoster tertinggi terjadi pada:
- laki-laki gay dan biseks
- orang di bawah usia 29 tahun
- orang dengan jumlah CD4 di bawah 500
- orang kulit putih
Herpes zoster dapat terjadi pada orang dengan HIV baru setelah mereka mulai memakai terapi antiretroviral  (ART). Kasus herpes zoster ini kemungkinan diakibatkan pemulihan pada sistem  kekebalan tubuh.
Bagaimana Herpes Zoster Menular?
Herpes zoster hanya dapat terjadi setelah kita mengalami cacar air. Jika orang yang sudah menderita cacar  air berhubungan dengan cairan dari lepuh herpes zoster, kita tidak dapat  ‘tertular’ herpes zoster. Namun, kita yang belum menderita cacar air dapat  terinfeksi herpes zoster dan mengembangkan cacar air. Jadi kita yang belum  terinfeksi harus menghindari hubungan dengan ruam herpes zoster atau dengan bahan  yang mungkin sudah menyentuh ruam atau lepuh herpes zoster.
Bagaimana Herpes Zoster Diobati?
Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya dengan air garam dan  menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat dioleskan pada luka.
Beberapa jenis obat dipakai untuk mengobati herpes zoster. Obat ini termasuk obat antiherpes, dan beberapa  jenis obat penawar nyeri.
Obat antiherpes: Pengobatan baku untuk herpes zoster adalah dengan asiklovir, yang dapat diberikan dalam bentuk pil atau  secara intravena (infus) untuk kasus yang lebih berat.
Baru-baru ini, dua obat baru telah disetujui untuk pengobatan herpes zoster: famsiklovir dan valasiklovir  yang diminum tiga kali sehari, dibanding dengan asiklovir yang diminum lima  kali sehari. Semua obat ini paling berhasil apabila dimulai dalam tiga hari  pertama setelah rasa nyeri herpes zoster mulai terasa.
Penghambat saraf (nerve blockers): Dokter sering meresepkan berbagai obat penawar nyeri untuk orang dengan herpes zoster. Karena rasa nyeri  herpes zoster dapat begitu hebat, peneliti mencari cara untuk menghambat rasa  nyeri tersebut. Suntikan obat bius dan/atau steroid sedang diteliti sebagai  penghambat saraf. Obat tersebut dapat disuntikkan pada saraf perifer atau pada  sumsum tulang belakang (susunan saraf pusat).
Pengobatan kulit: Beberapa jenis krim, gel dan semprotan sedang diteliti. Obat ini memberi keringanan sementara pada  rasa sakit. Capsaicin, senyawa kimia yang membuat cabe pedas,  tampaknya berhasil baik. Tambahannya, pada 1999, obat bius lidokain dalam bentuk  tempelan disetujui di AS. Tempelan ini, dengan nama merek Lidoderm, meringankan  rasa nyeri pada beberapa orang dengan herpes zoster. Karena dioleskan pada  kulit, risiko efek samping obat ini lebih rendah dibanding dengan obat penawar  nyeri dengan bentuk pil.
Obat penawar nyeri lain: Beberapa obat yang biasanya dipakai untuk mengobati depresi, epilepsi dan rasa sakit yang berat kadang kala  dipakai untuk nyeri herpes zoster. Obat tersebut dapat menimbulkan berbagai efek samping. Nortriptilin adalah obat antidepresi yang paling umum dipakai  untuk nyeri herpes zoster. Pregabalin adalah obat antiepilepsi yang juga  dipakai untuk rasa nyeri setelah herpes zoster.
Dapatkah Herpes Zoster Dicegah?
Saat ini, belum ada cara untuk meramalkan jangkitan herpes zoster.
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa dengan vaksinasi orang yang lebih tua dengan vaksin cacar air yang  lebih kuat daripada yang biasa dipakai untuk anak dapat meningkatkan jenis  kekebalan yang dianggap perlu untuk melawan virus. Para peneliti berharap  peningkatan kekebalan ini akan mengurangi risiko herpes zoster pada kehidupan  selanjutnya.
Zostavaks, sebuah vaksin terhadap herpes zoster, sudah disetujui di AS. Namun vaksin ini belum diuji coba  pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk Odha.
Garis Dasar
Herpes zoster adalah penyakit yang tidak dapat diramalkan dan membuat sangat nyeri. Penyakit ini disebabkan  virus yang menjadi aktif kembali setelah pernah mengakibatkan cacar air.  Walaupun tidak secara langsung dikaitkan dengan HIV, herpes zoster tampaknya  lebih sering terjadi pada Odha.
Walaupun herpes zoster dapat hilang dalam beberapa minggu, rasa nyeri yang berat dapat berlanjut selama  beberapa bulan.
Vaksin terhadap herpes zoster telah disetujui di AS, tetapi vaksin ini belum diuji coba pada Odha.
Penyakit ini diobati dengan asiklovir, diminum lima kali sehari, atau pada kasus yang berat  diberikan lewat infus. Dua obat yang lebih baru, famsiklovir dan valasiklovir, kelihatan  lebih efektif terhadap rasa nyeri yang timbul akibat herpes zoster, dan hanya  perlu diminum tiga kali sehari.
Bisa jadi sangat sulit menahan rasa nyeri akibat herpes zoster. Suatu pengobatan baru adalah tempelan obat  bius yang dapat ditempelkan langsung pada kulit.
2. Herpes Simplex
Herpes Simplex Virus merupakan salah satu virus yang menyebabkan penyakit herpes pada manusia. Tercatat ada tujuh jenis virus  yang dapat menyebabkan penyakit herpes pada manusia yaitu Herpes Simplex  Virus, Varizolla Zoster Virus (VZV), Cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr  Virus (EBV), dan Human Herpes Virus tipe 6 (HHV-6), tipe 7 (HHV-7),  tipe 8 (HHV-8). Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama  dan semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi  menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun  kedua tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun.  HSV-1 menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada  mukosa mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan  melalui hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti bercak dengan luka  mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan  pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang. Biasanya  hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala yang timbul meliputi  nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan pembentukan gelembung - gelembung yang berisi cairan bening yang  selanutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau  kerang (scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang unik  untuk bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia dan  berdormansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus yang berdormansi tersebut  dapat disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi pada  makanan, demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar ultraviolet. Hal tersebut harus diterapi Acyclovir  tujuannya adalah mencegah dan mengobati infeksi Herpes Simplex Virus (HSV), menyembuhkan gejala yang muncul, seperti kemerahan (eritema), gelembung - gelembung berisi cairan, keropeng atau kerak. Pengobatan yang baku untuk  herpes ini adalah dengan acyclovir, valacyclovir, famcyclovir dan  pencyclovir yang dapat diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intrevena  (infus), bila berhasil apabila dimulai dalam tiga hari pertama setelah rasa nyeri  mulai terasa. 
Pengobatan Herpes Simplex Virus (HSV) yang berupa tablet 200 mg 5 kali sehari selama 5 hari dan untuk anak dibawah 2 tahun diberikan setengah doses dewasa. Pencegahan Herpes Simplex Virus (HSV) kambuhan 200 mg 4 kali sehari dalam 4 hari (obat tersebut tidak boleh digunakan oleh ibu hamil atau ibu menyusui) dikarenakan akan ada infeksi pada janin atau anaknya maka perlu resep dokter sendiri yang perlu ada tambahan obat bagi mereka.
Pengobatan Herpes Simplex Virus (HSV) yang berupa tablet 200 mg 5 kali sehari selama 5 hari dan untuk anak dibawah 2 tahun diberikan setengah doses dewasa. Pencegahan Herpes Simplex Virus (HSV) kambuhan 200 mg 4 kali sehari dalam 4 hari (obat tersebut tidak boleh digunakan oleh ibu hamil atau ibu menyusui) dikarenakan akan ada infeksi pada janin atau anaknya maka perlu resep dokter sendiri yang perlu ada tambahan obat bagi mereka.
B.  Virus  Rubella 
Infeksi  virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa, tetapi apabila terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini  dapat menembus dinding plasenta dan langsung menyerang janin. “Rubella” atau  dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan  oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan  seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya sembuh lebih cepat  dibandingkan orang dewasa.
Virus Rubella ditularkan melalui urin, kontak pernafasan, dan memiliki masa  inkubasi 2-3 minggu. Penderita dapat menularkan virus selama seminggu sebelum dan sesudah timbulnya rash (bercak merah) pada kulit. Rash Rubella berwarna  merah jambu, menghilang dalam 2-3 hari, dan tidak selalu muncul untuk semua  kasus infeksi.
Gejala klinis setelah bayi lahir adalah mata katarak, kelainan jantung, atau  tuli. Gejala lain adalah berat badan rendah, trombositopeni, kelainan tulang, kelainan kelenjar endrokin, kekurangan hormon pertumbuhan, diabetes atau  radang paru-paru.
Sindroma rubella kongenital terjadi pada 25% atau lebih bayi yang lahir dari ibu  yang menderita rubella pada trimester pertama. Jika ibu menderita infeksi ini setelah kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, jarang terjadi kelainan  bawaan pada bayi. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir  adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan jantung  bawaan dan kelainan lainnya.
Maka disarankan bagi para Ibu untuk melakukan tes Rubella sebelum hamil. Bayi  yang terkena virus Rubella selama di dalam kandungan beresiko cacat. Gejala  lain adalah berat badan rendah, trombositopeni, kelainan tulang, kelainan  kelenjar endrokin, kekurangan hormon pertumbuhan, diabetes atau radang paru-paru.  Jadi Rubella itu tidak berbahaya bagi calon ibu, tetapi sangat berbahaya bagi  janin yang dikandungnya yang dapat mengakibatkan beberapa gangguan diatas. 
Gejala infeksi Rubella :
* Pembengkakan pada kelenjar getah bening.
* Demam diatas 38 derajat Celsius.
* Mata terasa nyeri.
* Muncul bintik-bintik merah di seluruh tubuh.
* Kulit kering.
* Sakit pada persendian.
* Sakit kepala.
* Hilang nafsu makan.
Seorang  ibu positif Rubella hanya apabila hasil laboratorium menunjukan Rubella IggM-nya positif, tapi apapibla Rubella IgM-nya  negatif dan Rubella IgG-nya positif, Toxo IgG & IgM -, itu berarti si ibu  mempunyai antibodi atau daya tahan tubuh terhadap virus Rubella, sedang virus  Rubellanya sendiri tidak ada. Jadi tidak perlu mengkonsumsi obat-obatan yang  berlebihan, karena selain membahayakan si Ibu juga membahayakan bagi janin.
C. Adenovirus 
Adenovirus adalah  virus yang bisa menyerang manusia dan hewan dan biasanya menyerang daerah tonsil/amandel. Infeksi virus ini bisa menyebabkan sakit saluran pernapasan pada anak-anak. Anak usia 6 bulan sampai 2 tahun rentan  terhadap serangan virus ini. Gejala umum terkena infeksi saluran pernapasan atas  (ISPA) adalah demam. Gejala lain ditandai dengan sakit tenggorokan dan mata  merah.
Infeksi lain yang mungkin disebabkan oleh Adenovirus adalah:
- Radang tenggorokan
- Infeksi telinga
- Radang Amandel
- Konjungtivitis/Sakit Mata
Anak-anak dalam beraktivitas sering menyentuh bagian mulut, hidung dan mata.  Awalnya hidungnya mulai berair, kemudian diikuti dengan gejala demam. Virus bisa bertahan di area yang tersentuh tangan, lalu masuk ke tubuh melalui kontaminasi.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan infeksi:
- tutup hidung ketika bersin dan batuk
- cuci tangan sebelum dan sesudah main sesering mungkin
- basuh permukaan yang mungkin tersentuh tangan, untuk menghindari  kontaminasi
Penting diingat, antibiotik tidak dibutuhkan untuk situasi ini. Sebenarnya tidak  ada obat untuk demam biasa, tapi ada beberapa cara agar anak merasa nyaman  dan untuk meringankan gejala infeksi.
- beri obat tetes hidung jika hidung tersumbat
- beri obat pereda batuk
- beri air minum yang banyak
D.  Virus  Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak  (brain) dan syaraf tunjang (spinal cord).
Infeksi  SSP dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak jika terjadi kerusakan korteks serebri secara  permanent. Ada tiga aktivitas utama yang  berhubungan dengan peran korteks serebri yaitu :
- aktivitas mental      termasuk memory, intelegensia, rasa tanggung jawab, berfikir, reasoning,      moral dan juga belajar.
- persepsi sensory      termasuk persepsi nyeri, temperatur, sentuhan, pengelihatan,  pendengaran,      perasa dan pembau.
- inisiasi dan kontrol otot secara volunter (sadar).
Hemisfer serebri dibagi menjadi empat lobus yang masing-masing lobus memiliki fungsi masing-masing yaitu :
- lobus frontalis
         lobus frontales merupakan pusat intelegensia. Dimana di lobus frontales terdapat daerah motorik di bagian anterior sulcus centralis. Sedangkan dibagian posterior sulcus centralis merupakan area sensorik. Adanya suatu kelainan yang menetap  pada lobus frontalis dapat menyebabkan gangguan intelektual, hemiparese  kontralateral, perubahan personalitas.
- lobus temporalis
      lobus  temporalis terdapat area bicara yang berjalan dari bagian bawah lobus parietal sampai ke  lobus temporalis itu sendiri. Area auditori terletak di lobus temporalis yang menginterpretasikan impuls yang dijalarkan dari nervus cochlear.  Sedangkan area olfactory yang mengantarkan impuls dari hidung dan diinterpretasikan  pada lobus temporalis yang bagian dalam. Kelainan pada lobus temporalis dapat  menyebabkan disfasia, gangguan pendengaran, gangguan emosi dan memori.
- lobus parietalis 
      bagian  lobus parietalis termasuk didaerah postcentralis yang mempersepsikan sensorik. Daerah ini  juga digunakan untuk mempersepsikan memori. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan gangguan sensorik, agrafia, apraksia.
- lobus oksipitalis.
      Pusat penglihatan terletak didaerah ini. Nercus opticus berjalan melalui jaras penglihatan sehingga akan di interpretasikan di  lobus oksipitalis. Kelainan didaerah ini dapat menyebabkan defek medan  penglihatan, disleksia dan gangguan optomotor.
Gejala-gejala meningitis
Demam, nyeri kepala, mual, muntah, meningeal sign positif, kejang,  pada pemeriksaan fisik terdapat bulging pada fontanela. Jika penyebabnya adalah virus dapat  diserati malaise, anorexia dan biasanya diserati gejala infeksi saluran nafas  seperti faringitis. Penyebabnya paling sering adalah arbovirus yang berhubungan  dengan ensefalitis.
Infeksi sistem saraf pusat virus di bayi baru lahir dan bayi biasanya mulai  dengan demam. Bayi baru lahir mungkin tidak mempunyai gejala lain dan pada  awalnya mungkin tidak kelihatan sakit. Bayi usia lebih dari sebulan biasanya  menjadi cepat-marah dan rewel dan menolak untuk makan. Muntah sering terjadi. Kadang-kadang ada area kecil di atas kepala bayi baru lahir (fontanelle)  yang menonjol, menunjukkan pertambahan tekanan pada otak. Karena gangguan  meninges diperburuk oleh gerak-gerik, seorang bayi dengan radang selaput mungkin menangis lebih sering, daripada menjadi tenang, kalau diambil dan  digoncangkan. Beberapa bayi membuat jeritan yang tinggi yang aneh. Bayi dengan radang  otak sering mengalami pingsan atau melakukan gerakan aneh. Bayi dengan radang  otak hebat mungkin menjadi lesu dan koma lalu meninggal. Infeksi dengan  herpes virus simpleks, yang sering dipusatkan hanya satu bagian otak, mungkin  menyebabkan pingsan atau kelemahan muncul hanya satu bagian badan. 
Post- Infectious encephalomyelitis mungkin menghasilkan banyak masalah  neurologic, bergantung pada bagian otak yang rusak. Anak mungkin mempunyai kelemahan  pada lengan atau kaki, kehilangan pandangan atau mendengar, keterbelakangan  mental, atau pingsan berulang. Gejala ini mungkin tidak nyata sampai anak cukup  tua untuk masalah untuk muncul selama pemeriksaan. Sering kali gejala hilang  dengan berjalannya waktu, tetapi kadang-kadang permanen. 
Gejala-gejala ensefalitis
Dapat ditemukan demam, nyeri kepala, penurunan fungsi neurologik, termasuk gangguan status  mental, penurunan fokal neurologik, dan bahkan kejang.
 Untuk dapat membedakan antara meningitis dan ensefalitis selain dari gambaran klinis  akan lebih spesifik dengan beberapa pemeriksaan antara lain :
- Pemeriksaan darah      lengkap. Sel darah putih akan meningkat khususnya leukosit jika  disebabkan      oleh bakteri, sedangkan jika penyebabnya adalah virus limfosit akan  turun.
- Pengecatan gram.      Untuk mengetahui jenis bakteri penyebab.
- Pungsi lumbal, pada      infeksi bakteri protein meningkat sedangkan glukosa turun.  Sedangkan pada      infeksi viral glukosa normal.
- EEG, CT scan dan MRI      untuk mengetahui adanya keterlibatan parenkim otak pada ensefalitis      seperti edema, perdarahan, dan untuk mengetahui fungsi otak. 
Mortalitas dan Morbiditas
Tingkat mortalitas dan mobiditas tergantung pada agen infeksi, usia anak, kesehatan anank  secara umum, penegakan diagnosis dan pengobatan yang cepat. 
- Secara keseluruhan mortalitas bakterial      meningitis adalah 5-10%. Neonatal meningitis mortalitasnya 15-20%.  Pada      nak-anak yang usianya lebih tua mortalitasnya 3-10%. Mengitis yang      disebabkan oleh S pneumonia memiliki mortalitas yang paling  tinggi      (26,3-30%); H influenza type B (7,7-10,3%); N  meningitides      paling rendah (3,5-10,3%).
- Hingga 30% anak-anak      dapat terjadi gejala sisa. Komplikasi paling besar disebabkan oleh S      pneumonia.
- Banyak anak-anak      dengan gejala sisa kelainan kognitif dan motorik. Terkadang gejala  sisa      ini tidak diketahui hingga beberapa tahun.
- Pada viral      menigoencephalitis, infeksi enteroviral biasanya memiliki beberapa      komplikasi khususnya apada pasien dengan HIV/AIDS.
Penatalaksanaan 
Dalam kasus ini, penatalaksanaan yang diberikan menurut kami adalah 
- Stimulasi.
      Stimulasi dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan,  perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan  halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang  perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang dilakukan  sejak lahir, terus menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dan kasih  sayang, akan memacu berbagai aspek kecerdasan anak (kecerdasan multipel) yaitu  kecerdasan : logiko-matematik, emosi, komunikasi bahasa (lingusitik), kecerdasan  musikal, gerak (kinestetik), visuo-spasial, senirupa dll. Contoh stimulus yang dapat diberikan adalah : mengusahakan rasa nyaman, aman dan  menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan  menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih),  benda-benda berbunyi, mengulingkan bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang,  dirangsang untuk meraih dan memegang mainan. 
- perbaikan gizi
       Anak membutuhkan energi dan protein per kilogram berat badan lebih banyak  daripada orang dewasa karena anak masih bertumbuh dan berkembang. Selain itu,  nutrisi yang dikonsumsi harus seimbang. Artinya, jumlah protein, hidrat arang,  dan lemak masing-masing merupakan 10-20%, 50-60%, dan 20-30% dari kalori  yang dibutuhkan. Kelengkapan nutrien dalam makanan merupakan hal yang mutlak  dengan jumlah yang sesuai dengan angka kecukupan gizi. 
E. Vaccinia 
      Virus vaccinia, adalah virus vaksin  yang digunakan untuk  memberantas variola  (cacar), merupakan  hasil rekayasa genetika menjadi vaksin rekombinan (beberapa masih dalam taraf uji klinik) dengan risiko terendah terjadi penularan  terhadap kontak  non imun. “Immunization  Practices Advisory  Committee” (ACIP) merekomendasikan  vaksinasi cacar  untuk semua petugas laboratorium  yang mempunyai risiko  tinggi terkena infeksi yaitu mereka yang secara langsung menangani bahan atau binatang yang di infeksi  dengan virus vaccinia atau orthopoxvirus lainnya yang dapat menginfeksi  manusia.
Vaksinasi juga perlu  dipertimbangkan terhadap petugas  kesehatan lain walaupun berisiko rendah terinfeksi  virus seperti dokter  dan perawat.
Vaksinasi merupakan kontraindikasi bagi seseorang yang menderita defisiensi sistem  imun (contoh : penderita Aids, kanker) mereka yang menerima transplantasi, dermatitis tertentu, wanita hamil, penderita eczema.
Di AS  Vaccine immune globulin dapat diperoleh untuk petugas  laboratorium dengan menghubungi CDC Drug Service, 1600 Clifton Road (Mailstop D09),  Atlanta GA 30333, telpon (404) 6393670.
Vaksin yang diberikan sudah dilengkapi dengan instruksi yang jelas (cara vaksinasi, kontraindikasi, reaksi, komplikasi) yang harus diikuti dengan tepat.
Vaksin harus diulang kecuali muncul reaksi (salah satu reaksi adalah muncul indurasi eritematosa 7 hari setelah vaksinasi)
Booster diberikan dalam waktu 10 tahun kepada mereka yang msauk kategori harus  divaksinasi
WHO selalu menyimpan dan menyediakan vaccine seedlot (virus vaccine strain Lister Elstree) dipakai untuk keadaan darurat. Vaksin tersebut ada di Pusat kerjasama WHO (WHO Collaborating Center) untuk vaksin cacar di National Institute of Public and Environment Protection di Bilthoven, The Netherlands.
F.Poliomyelitis
Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.  Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk  ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat  memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf  pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Kata polio sendiri berasal dari bahasa Yunani  yaitu πολιομυελίτις, atau bentuknya yang lebih mutakhir πολιομυελίτιδα, dari πολιός "abu-abu" dan μυελός "bercak".
 Virus Polio termasuk genus enteroviorus, famili Picornavirus. Bentuknya adalah ikosahedral tanpa sampul  dengan genome RNA single stranded messenger molecule. Single RNA ini membentuk  hampir 30 persen dari virion dan sisanya terdiri dari 4 protein besar (VP1-4)  dan satu protein kecil (Vpg). Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan  sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus  masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman  yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri  atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan  kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia,  lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun.  Penyebab penyakit polio terdiri atas tiga strain yaitu strain 1 (brunhilde)  strain 2 (lanzig), dan strain 3 (Leon). 
Strain 1 adalah yang paling paralitogenik atau yang paling ganas dan sering  kali menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah. Strain ini sering ditemukan  di Sukabumi. Sedangkan Strain 2 adalah yang paling jinak. Penyakit Polio  terbagi atas tiga jenis yaitu Polio non-paralisis, Polio paralisis spinal, dan  Polio bulbar. -Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut,  lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek  jika disentuh. -Polio Paralisis Spinal Jenis Strain poliovirus ini  menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain  ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200  penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi  pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh  kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang  saraf tulang belakang dan neuron motor -- yang mengontrol gerak fisik. Pada  periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak  memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang  seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf.  Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan  regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap  perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi  lemas -- kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah  pada sistem saraf pusat dapat menye-babkan kelumpuhan pada batang tubuh dan  otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.   -Polio Bulbar Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan  alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor  yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai  otot yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka  yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf  auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses  menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf  yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher. Tanpa alat bantu  pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen  penderta yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka  tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada  saraf kranial yang bertugas mengirim ''perintah bernapas'' ke paru-paru.  Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban  dapat ''tenggelam'' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau  diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum  masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila  penderita telah menggunakan ''paru-paru besi'' (iron lung). Alat ini membantu  paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam  tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan  udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa  keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat  menyebabkan koma dan kematian. Penyakit Polio dapat ditularkan oleh infeksi droplet dari oro-faring (mulut dan tenggorokan) atau dari tinja penderita yang telah terinfeksi selain itu juga dapat menular melalui oro-fecal (makanan dan minuman) dan melalui percikan ludah yang kemudian virus ini akan  berkembangbiak di tengorokan dan usus lalu kemudian menyebar ke kelenjar getah bening,  masuk ke dalam darah serta menyebar ke seluruh tubuh. Penu-laran terutama  sering terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja  ke mulut) atau yang agak jarang terjadi melalui oral-oral (mulut ke mulut).  Virus Polio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan  dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularannya. Penularan terutama  terjadi akibat tercemarnya lingkungan leh virus polio dari penderita yang telah terinfeksi, namun virus ini hidup di lingkungan terbatas. Virus Polio  sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan  larutan klor. Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus tetapi pada keadaan  beku dapat bertahun-tahun masa hidupnya.
G. Gondong
Apa itu gondong?
Gondong  merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondong. Pada masa lalu, infeksi gondong umum  sekali di kalangan anak-anak. Oleh karena imunisasi, penyakit ini telah menjadi jarang di Australia.
Apa gejalanya?
•  Gejala umum gondong adalah demam, hilang nafsu makan, lelah dan sakit kepala diikuti dengan pembengkakan  dan rasa sakit pada kelenjar liur. Satu atau lebih banyak kelenjar liur parotid  (yang terletak dalam pipi, dekat garis rahang, di bawah telinga) paling sering terlibat.
•  Hampir sepertiga dari orang yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala apapun.
•  Gondong biasanya suatu penyakit yang lebih parah di kalangan penderitayang terinfeksi setelah akil balig.
•  Komplikasi dari gondong jarang terjadi dan dapat termasuk peradangan otak (ensefalitis), selaput otak dan  tulang punggung (meningitis), buah pelir (orkitis), ovari (ooforitis), payudara  (mastitis), keguguran spontan dan kehilangan pendengaran. Kemandulan (tidak mampu  beranak) pada kaum pria amat jarang.
Bagaimana penyakit ini ditularkan?
•  Gondong ditularkan sewaktu seseorang menyedot virus gondong yang telah dibatukkan atau dibersinkan ke udara  oleh seseorang yang dapat menularkan penyakit. Virus gondong juga ditularkan  dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan air liur yang terinfeksi.
•  Penderita gondong dapat menularkan penyakit sampai tujuh hari sebelum dan sembilan hari setelah mulai  pembengkakan kelenjar liur. Mumps - Indonesian Page 2 Penularan maksimum terjadi  antara 2 hari sebelum dan 4 hari setelah gejala timbul.
•  Waktu dari saat eksposur pada virus ini dan jatuh sakit dapat berkisar antara 12 sampai 25 hari tetapi  paling umum dari 16 sampai 18 hari. Siapa saja yang menghadapi risiko? Siapa saja  yang berada dalam kontak dengan gondong yang dapat menular dapat terkena  gondong, kecuali jika telah terinfeksi pada masa lalu atau telah diimunisasi.
Bagaimana penyakit ini dicegah?
•  Penderita gondong harus tetap tinggal di rumah selama sembilan hari setelah pembengkakan mulai untuk membantu menghentikan virus dari sampai ke orang lain.
•  Vaksin MMR melindungi terhadap gondong, campak dan rubela dan merupakan bagian dari jadwal vaksinasi  standar. Vaksin MMR harus diberikan kepada anak-anak pada usia 12 bulan dan  sekali lagi pada usia empat tahun.
•  Orang yang lahir setelah tahun 1965 harus memastikan bahwa telah menerima dua dosis vaksin MMR.
Bagaimana penyakit ini didiagnosis?
Dokter  biasanya akan mendiagnosis gondong berdasarkan gejala dan tandatanda saja. Tes darah atau sampel  dari tenggorok, air seni atau cairan otak dapat mengkonfirmasikan diagnosis.Bagaimana penyakit ini dirawat? Tidak ada perawatan spesifik  untuk gondong. Analgesik sederhana mungkin mengurangi rasa sakit dan demam.  Paket panas dan dingin pada kelenjar yang bengkak mungkin meringankan gejala.
 



0 komentar
Posting Komentar